Setelah hampir 3 bulan mengecap tawa bersama keluarga, kini langkahnya kembali gontai.
Ketakutan kembali terpasang di raut wajahnya seolah malaikat telah mengambil sinar ketenangan dalam jiwanya. Rasa takut, kecemasan, dan waspada, selalu itu yang menghiasi harinya sejak mentari membuka mata hingga rembulan hendak kembali memeluknya di peraduan.
Hal ini telah ia rasakan selama lebih dari satu dasawarsa yang lalu, dan kini ketika usianya merambah tiga dekade, kejadian serupa terulang lagi dan tololnya hal itu terjadi karena alasan yang sama.
Amarah berkecamuk di batin tenangnya, mengapa dia tidak pernah mendapat kebahagiaannya?
Kenapa seolah kebahagiaan hidupnya tergantung satu sosok manusia tak berguna seperti dia?
Apa salahnya hingga dia harus menanggung semua dosa dari manusia biadab itu?
Ketika masih kecil dia harus terima dibesarkan dalam lingkungan yang sarat dengan pertengkaran. Pukulan, adu mulut sudah menjadi santapan hariannya.
Dan kini ketika dewasa, kenapa dia harus kembali menanggung beban dari dosa yang tidak dia perbuat?
Apa salahnya???
Ketakutan kini seolah menjadi selimutnya..
Kebencian kini merasuki seluruh jiwanya..
Apa salahnya?
Kenapa dia harus mengalami semua itu?
Andai manusia dapat memilih ingin terlahir seperti apa, tentu ini bukanlah pilihannya..
Dia hanya ingin kebahagiaan bersama keluarganya, bukan ketakutan, kebencian, seperti yang dia rasakan sekarang ini...
Senin, 08 September 2014
Rabu, 07 Mei 2014
Someone.. somewhere..
Seseorang yang namanya sudah Allah tuliskan untukku..
Tak lelahkah kau mencariku?
Seperti aku disini yang semakin merasa lelah untuk menunggumu..
Tak bisakah pertemuan kita dipercepat agar segera terlepas bebanku untuk menunggumu??
Tak bisakah kamu segera mengenaliku sebagai bagian dari jiwamu?
Tak bisakah kau mengenaliku sebagai bagian dari takdirmu hanya dengan memandang kilau mataku atau sarat senyumku?
Duhai kamu,
Seseorang yang tulang rusuknya telah Allah titipkan di ragaku..
Tahukah kau betapa letih jiwa ini menahan berjuta cobaan seorang diri..
Pernahkah kau mendengar senandung kerinduan yang aku tujukan padamu di sela lantunan doa malamku?
Wahai kamu,
Seseorang yang kelak menjadi imam dunia dan akhiratku..
Lihat aku...
Genggam tanganku..
Aku mohon segera jemput aku..
Aku rindu belaian dan pelukan hangatmu disaat aku telah menjadi kekasih halalmu..
Langganan:
Komentar (Atom)