Kamis, 28 November 2013

A Man in Uniform


Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB harusnya aku sudah berada dirumahku sekarang, tapi aku masih disini, masih setia dibalik meja kerjaku. Tapi bukan untuk bekerja melainkan untuk membiarkan otak dan jemari tanganku bekerjasama untuk menumpahkan segala isi di otak bututku ini, membiarkan alam bawah sadarku berkelana mencari aksi dan reaksi dari perasaan aneh ini..

Bayangan pria berpostur tinggi 181 cm dengan berat 75 kg kembali menghantui alam bawah sadarku.
Berulang kali aku mendoktrin pikiranku agar tidak terhanyut dalam kedekatan kami.

Bukan karena masa laluku yang pernah gagal dengan seorang pria yang berseragam sama dengannya, bukan, bukan karena itu.. Aku tidak pernah membiarkan masa laluku mengirimkan lukisan seram kepada masa depanku.
Semua ini lantaran aku tau tidak akan pernah ada hubungan apapun selain persahabatan dengan pria berseragam hijau itu. Pria itu lebih muda 3 th dari aku, perawakannya yang tinggi, dengan otot kerasnya yang terlihat jelas telah terasah dengan baik oleh segala bentuk latihan fisik, akan memudahkan orang menganggap kalo pria itu lebih tua dibanding aku..

Aku mengenalnya melalui akun media sosial, dia menyapaku lantaran mengagumi photo profileku yang dia anggap penuh kesan photografi, padahal aku hanya mengedit dengan beberapa aplikasi ajaib dari android lawasku.
Dari perkenalan itulah kami mulai sering ngobrol tentang photo, tentang latar belakang keluarga, tentang pekerjaan, tentang hujan, tentang apapun, hingga kami mulai mengenal karakter masing masing.
Kebetulan juga dia dinas di kesatuan yang tidak jauh dari tempat aku tinggal bahkan bisa dibilang sangat dekat malah.

Hampir sepekan ini aku mulai merasa ada getaran aneh tiap bercengkrama dengan dia, bahkan tiap kali android bututku membunyikan ringtones ketukanpun, aku mulai berdoa semoga itu message dari dia. Dan jika muncul namanya di layar androidku, senyum langsung mengembang di bibirku..
Aku gak tau apa yang sedang aku alami sekarang ini..

Aku mengagumi sosoknya, kesopanannya, tata bahasanya yang santun..
Tapi ada satu hal yang menggelitikku, dia beberapa kali mengatakan padaku bahwa dia tidak akan memiliki hubungan lebih dari sekedar teman dengan seorang perempuan, dia bilang "aku wes gak percoyo maneh karo wong wedok mbak"
Aneh.. kalimatnya itu bener-bener membuatku berpikir keras, ada apa dengan perempuan-perempuan di masa lalunya sehingga dia mendoktrin pikirannya seperti itu..?
Mengapa demikian murka dia menyakiti hati dan pikirannya untuk menjauhi kaumku?
Apa yang telah kaumku perbuat pada jiwa lemahnya?

Andai masa lalunya itu bagai sebuah buku, aku ingin mengkhatam setiap huruf yang saling beruntaian membentuk satu kata hingga menjadi barisan kalimat di tiap lembar halamannya.
Aku ingin mengetahui apa yang membuatnya seperti itu..

Kesehariannya dihabiskan hanya dengan menunaikan perintah dari sang komandan dan diwaktu senggang dihabiskan mencari obyek untuk hobby fotografinya.
Sudah tiga tahun berlalu dengan seperti itu tanpa ada sisa asmara dalam diary hidupnya.

Beberapa hari yang lalu dia sempet mengatakan padaku jika dia mau pendidikan lagi ke luar kota selama beberapa waktu dan berjanji akan kembali ke kotaku untuk mengabadikan aku melalui kameranya sambil bilang "nanti kalo saya ijin bermalam ke surabaya tak photoin kayak dian sastro.."
"hahahahaha kayak dian sastro yg abis kecebur comberan" candaku
Dia sempat mengatakan padaku "demi tugas cintaku terbatas"
Hahahahha dasar pria aneh, tugas ama cinta pisahin donk kang..
Tapi suatu saat nanti aku pasti tau jawabannya, mengapa dia begitu menutup hati untuk kaumku..
Di saat dia kembali, aku akan mencari jawabnya.. (doaku dalam hati)






Selasa, 12 November 2013

Sepenggal Kisah Lama

Saat ini hujan sangat deras mengguyur kotaku..
Kekagumanku akan aroma khas dari perpaduan air hujan dan tanah menyentak alam bawah sadarku untuk menyebrang mundur lautan waktu...

Ada saat dimana aku meringkuk tepat dibelakangnya, melingkarkan tanganku di sepanjang perut ratanya, menempelkan pipi dinginku ke punggung hangatnya..
Bersembunyi dibawah mantel bersamanya membuatku semakin leluasa menghirup dalam-dalam aroma bvlgari dari tubuhnya, dan menjauhkan kebiasaan anehku itu dari pandangan dunia..
Aroma itu.. Aroma yang kuyakini sebagai heroin specialku selama hampir dua musim..
"Dingin ya? Sabar ya, ntar lagi nyampek koq.." tanya dari sang pemilik suara berat itu padaku..
Dalam diam aku hanya bisa menganggukkan kepala sambil memeluknya lebih erat.
Dan tangan dinginnya kembali ditangkupkan di sekitar punggung tanganku seolah hendak mengusir dingin dari jemariku..

Apa kabar kau disana? Masihkah kau beraroma seperti itu?
Masihkah kau menungguku menghampirimu seperti yang mereka katakan padaku?
Ataukah ada orang baru yang telah memelukmu menggantikanku?

Oh hujan... basuh semua ingatanku, larutkan semua memoryku bersama airmu, jangan biarkan ingatanku kembali berkeliaran ke masa itu..
Semua kini telah berubah..
Ada kala dimana aku bersyukur pernah memiliki kenangan bahagia bersamanya..
Namun ada kalanya juga dimana aku lebih bersyukur telah berpisah darinya..

Seiring berjalannya waktu semakin kusadari bahwa segala yang terjadi dalam hidupku adalah takdirNya..
Tugasku hanya menjalani setiap detik kehidupanku dengan sebaik-baiknya..
Karena sesungguhnya Allah SWT adalah sebaik-baiknya Pembuat Rencana..

Jumat, 01 November 2013

Welcome my November.. Be nice to me, please...

Pagi ini tidak seperti biasanya aku merasakan udara dingin menusuk pori-pori kulit..
Sepertinya tidak lama lagi Surabayaku akan ujan neh, bisikku dalam hati..
Aku tarik keatas resleting jaket merah maroon jumperku hingga puncak leher berusaha menghalangi segala udara dingin memasuki kulitku.. Kulirik casio kotak dipergelangan tangan kiriku, baru pukul 05:35, sepertinya aku kepagian hari ini.. Kuayunkan kakiku yang terbalut jeans biru belel dan dilengkapi dengan sepatu converse hijau army favoritku memasuki lobby gedung perkantoran 21 lantai yang berada di jalan jend. ahmad yani.
Disalah satu gedung tinggi di kota kelahiranku inilah aku mengais rejeki selama 6 tahun lebih.. Mataku kuarahkan ke sepatu belelku, aku suka sekali hari jumat, karena hari ini aku bisa terbebas dari high heels yang menyiksaku selama 8 jam bahkan lebih..

Hari ini tepatnya 1 November 2013, huffff seperti awal bulan lainnya aku harus berjibaku dengan setumpuk laporan bulanan dengan deadline siang hari setumpuk laporan itu sudah harus dikirim email ke boss..
Aku nyalakan 5 komputer diruangan, mengaktifkan rekaman telepon, memasukkan sederet kombinasi huruf dan angka di salah satu komputer, and then blarrrr, nampak sederet angka-angka yang bergerak tiap detik.. Sabodo teuinglah dengan angka-angka itu, kutukku dalam hati..

Aku buka laci mejaku, kuambil sachet kopi favoritku dan menyeduhnya...
Sambil kuaduk, kuhirup dalam-dalam aroma kopi putih itu.. Hmmmm aromanya seolah membangkitkan setiap sel-sel dalam tubuhku, seolah memberiku semangat baru untuk menjalani hari..
Menikmati secangkir kopi dari lantai 19 disudut ruang kerjaku.. Dinding kaca ini selalu menghibur, disini aku bisa berdiri mengamati segala macam aktivitas dibawah sana..
Bangunan hotel baru tepat disebelah kantor ini tak kalah menghibur juga, aktivitas di dalam bangunan itu memberiku tontonan gratis, jika matahari sudah mulai lelah bersinar dan diganti dengan rembulan, aku bisa melihat samar aktivitas di dalam kamar hotel itu, ada yang menonton tv, ada sejumlah pria seperti berkumpul dan bercanda bersama, ada petugas kebersihan, banyak hal...

Lamunanku buyar dikagetkan oleh salah seorang OB dikantor, "mbak tinuk gak nitip beli sarapan pecel di bawah ta mbak?"
Aku tersenyum dan menganggukkan kepala kepadanya, seorang anak muda yang bekerja sebagai OB di pagi hari hingga petang dan sebagai mahasiswa di salah satu universitas swasta pada malam harinya.
Ada kebanggaan tersendiri setiap melihat anak muda ini, semangatnya untuk merubah nasib bener-bener perlu ditiru..

Setelah itu kulanjutkan aktivitasku menikmati kopi sambil mengamati segala sesuatu yang tertangkap oleh sepasang mataku..
Aku melihat dibawah sana ada sekumpulan orang-orang duduk menikmati seporsi pecel dengan lahapnya, terlihat beberapa pria tertawa saling pukul di salah satu warung, ada tukang becak yang duduk melamun dikursi becaknya, ada seorang petugas yang mengatur mobil di pelataran parkir hotel..
Dalam hati aku bertanya, apa yang tengah mereka pikirkan saat itu? bagaimana kehidupan mereka? apakah mereka sedang memiliki kesedihan yang berusaha mereka tutupi dengan senyuman mereka?
Mataku kembali menatap hamparan langit yang memutih, aku semakin menyadari Kebesaran Sang Maha Pencipta, setiap manusia di muka bumi ini tak ada satupun yang terabaikan oleh jangkauanNya..
Semua yang dilalui oleh setiap manusia gak pernah lepas dari garis takdirNya...

Aku menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengisi rongga paru-paruku dengan oksigen sebanyak yang aku bisa.. Aku bersyukur Allah masih memberiku nafas hingga detik ini, mengingat dua bulan terakhir adalah masa suram dalam perjalanan hidupku. Sekarang aku masih bisa berdiri disudut ruangan kerjaku, menikmati secangkir kopi favoritku, masih dikelilingi oleh orang-orang yang memberi limpahan cinta dan kasih sayang tiada henti, dan perlahan bayangan sekumpulan orang yang telah menorehkan luka itu semakin terabaikan.. Apa lagi yang musti aku kawatirkan tentang kehidupanku kedepan?
Aku tak ubahnya wayang yang menjalani segala skenario yang sudah diatur oleh sang dalang..
Aku masih dan akan selalu memiliki Allah sebagai Maha Pemberi Petunjuk di setiap langkahku, apalagi yang aku takutkan?
Lupakan orang-orang yang telah melukaimu, berbahagialah dengan orang-orang yang mencintaimu dengan penuh ketulusan, nikmatilah setiap nafas yang telah Allah karuniakan untukmu setiap detiknya..
Dan rasa syukur itu kembali membuncah dalam ruang kalbuku..

Ketika kudekatkan bibirku dipinggiran cangkir putih, ternyata kopi itu sudah habis kusesap semua isinya.
Aku tersenyum kembali menatap cangkir kosong itu, dengan semangat baru aku memulai hariku, kembali berjibaku dengan monthly report..
Hari pertama di bulan November, dengan semangat baru, dengan senyum baru, dengan impian yang baru, aku gak akan gentar menghadapi apapun lagi sekarang..
Hai november, mari ulurkan tanganmu, kita berjalan bersama yuk, kamu gak boleh nakal ya, jangan hadirkan duka dan airmata lagi ya.. Promise me???

Selasa, 22 Oktober 2013

Yogyakarta, here I am...

at Prambanan Temple
Yogya merupakan salah satu kota favoritku di Indonesia, memiliki segudang keindahan yang selalu menarik perhatian. Ini pengalaman kesekian kalinya aku mengunjungi kota Gudeg, tp gak pernah puas, pengen dateng lagi dan lagi karena di kota ini aku benar-benar merasa menemukan jati diriku sbg wong jowo..
Okay, aku bakal crita petualangan mbolang murmer ku di Yogya.. (murmer =murah meriah)

Kali ini aku pergi menaiki kereta api Pasundan yg kelas ekonomi, cukup dg Rp. 55.000,-  dari stasiun Gubeng Surabaya - stasiun Lempuyangan Yogya.
Ini pertama kalinya aku naek kereta ekonomi, dan percayalah jika mbolang hanya dengan teman perempuan, saya sarankan lebih baik pilih kereta kelas bisnis/eksekutif, jauh lebih aman, karena kemaren perjalanan pulang ada pengamen preman, hiiiiiii sereeeeem..
Berbekal crita temen ttg kereta ekonomi yg sudah mengalami peningkatan kualitas, ternyata kualitasnya gak sebagus yg dideskripsikan temenku.. :(

Hari Pertama,
Aku tiba dikota Yogya hampir pukul 2 siang, dijemput dan dianter ama mobil carry rental Pataska dg sopir bernama Jamboel. Pria beristri satu dan beranak dua ini asli lucu, konyol, gaul, humble dan lumayan jujur, dia yg bertugas mengantar kami menikmati kota Yogya selama 3 hari 2 malam..

Ini dia rumah peristirahatan kami selama di Yogya, Losmen "Sastro Wihadi" yang berlokasi di Jl. Sosrowijayan Wetan GT. I/66 1 Yogyakarta.
Hanya dg merogoh kocek Rp. 130.000,-/malam kita sudah bisa tidur nyenyak di kamar bersih, dilengkapi fasilitas kamar mandi dalam, TV dan kipas angin didalamnya.
Lumayan daripada turu embong.. (read = tidur di jalan ).Kalo mau lebih irit lagi bisa koq, cukup dengan Rp. 100.000,- / malam bisa menikmati fasilitas yg hampir sama, kecuali TV. Gak papa kan bisa nonton TV di front office sama si mas gondrong penjaga penginapan, hehehehe..

Petualangan di mulai pada sore hari setelah mengistirahatkan tubuh yg lelah karena menempuh perjalanan selama lebih kurang 6 jam. Dengan berjalan kaki kami memanjakan diri di surga belanja para kaum hawa apalagi kalo bukan di Malioboro. Beruntung karena bukan musim liburan jadi Malioboro msh nyaman, gak terlalu padat merayap. Setelah lelah berjalan mulai dari lampu Merah Malioboro, hingga perempatan benteng, kami balik lagi menuju angkringan, berkumpul dg para penikmat kopi lesehan dan sego koceng menikmati Yogya tengah malam..

Wajah Yogya malam hari



















Malioboro Malam Hari




















Picture 1 = itu nasi pecel depan Mall Malioboro, adanya pagi hari dan selalu rame pengunjung, kalo beruntung kita bisa duduk sambil menikmati pecel pincuk dg lahap tp kalo gak beruntung ya lesehan aja diemperan Mall, hehehehe..

Picture 2 = itu adalah wedang ronde, rasanya enak, anget banget karena terbuat dr jahe, cocok buat minuman malam hari.
Harga seporsi cukup Rp. 6.000,-

Picture 3&4 = itu adalah gayaku kalo menikmati kuliner emperan, hehehhe...
Don't try this at home ^_^

Musisi Jalanan mulai beraksii... ♫♫♫
Sekitar tengah malam, kami sepakat menghentikan jalan-jalan dan kembali ke losmen. Mengistirahatkan badan, dan mengumpulkan tenaga untuk petualangan esok hari.

Hari Kedua,
Keesokan harinya, seperti biasa Jamboel menjemput kami di losmen dan kami langsung meluncur ke Candi Prambanan... Teriknya matahari Yogya gak menyurutkan niatku untuk mengunjungi bangunan bersejarah ini, benar-benar Maha Karya..
Narsis dulu aaaaahhhhhh.... #DilarangKerasUntukProtes





























Setelah hampir setengah hari kami habiskan dengan maen panas-panasan diterik matahari Yogya, kami memutuskan untuk mengademkan diri dan mencoba petualangan baru di Gua Pindul.
Gua Pindul
Ada 2 versi mengenai kisah asal usul gua pindul ini..
Asal usul goa Pindul yaitu berawal dari kisah Ki Juru Mertani dan Ki Ageng Pemanahan yang diutus oleh Panembatan Senopati di Mataram untuk membunuh bayi dari Mangir Wonoboyo dan Mangiran, dimana Mangir Wonoboyo adalah putri dari Panembatan Senopati itu sendiri. Dalam perjalanan kedua abdi tersebut membuat kesepakatan untuk tidak membunuh bayinya melainkan membawanya ke sebuah daerah yaitu bertempat di dusun Karangmojo. Kedua abdi tesebut berencana memandikan sang bayi, kemudian Ki Juru Mertani menaiki sebuah bukit disana dan dengan kesaktian yang dimilikinya tanah bukit yang diinjaknya pun runtuh dan terbentuklah lobang dengan aliran air di bawahnya. Melihat itu semua maka dimandikanlah sang bayi di sungai tersebut, tak sadar saat dimandikan pipi sang bayi terbentur oleh sebuah batu yang ada di dalamnya (dalam bahasa jawa Kebendul). Atas peristiwa itu maka tempat tersebut dinamakan Gua Pindul yang artinya Pipi Kebendul.

Namun dari kepercayaan masyarakat di desa Bejiharjo mempercayai cerita Guo Pindul berawal dari pengembara Joko Singlulung yang mencari ayahnya. Setelah beberapa lama melewati berbagai halangan dan rintangan maka bertemulah Joko Silulung dengan goa yang berada di desa Bejiharjo. Kemudian masuklah ia kedalam goa tersebut , tidak sadar saat masuk kedalam goa itu pipi Joko Singlulung terbentur (Jawa Kebendul) oleh sebuah batu besar.

Ya sudahlah, sejenak kita lupakan dulu asal mula Gua pindul, sekarang saatnya aku menceritakan sensasi mengarungi gua pindul. Hanya dengan Rp. 30.000,- berbekal ban pelampung, life vest, kita akan ditemani oleh seorang pemandu untuk menyusuri gelapnya gua pindul selama kurang lebih 40 menit, tergantung keinginan kita. Di gua ini terdapat beberapa ornamen cantik seperti batu kristal, moonmilk, serta stalaktit dan stalagmit yang indah. Jika kita menengadahkan wajah keatas, terdapat beberapa kelelawar didalamnya, bahkan kotoran hewan malam yg menempel di dinding batuan kapur meninggalkan noda kehitaman, dan menurutku  pemandangan itu lebih mirip lukisan alami, hamparan dinding batuan kapur berwarna putih yg tidak rata, disertai kelelawar dan bekas kehitaman kotorannya itu jadi lukisan yang pas banget.
Oiya disitu ada stalaktit yg dipercaya jika kita terkena tetesan airnya, bagi perempuan akan menambah aura kecantikannya dan air itu menetes tepat mengenai hidungku dan airnya berpendar ke pipiku.
Benar atau tidaknya kepercayaan itu, diamini aja deh, sapa tau beneran bisa cantik, hehehe... Aamiin..
Ditengah gua, ada lubang besar diatas, disitu kita bisa berenti berfoto-foto diatas batu gua dan merasakan sensasi terjun bebas dari atas tebing batu ke bawah air gua..

Setelah puas menikmati gua, kami langsung kembali menuju losmen untuk membersihkan badan, dan bersiap menuju Ringin Kembar.. Menurut masyarakat Yogya, jika hati kita bersih kita akan mampu melewati tepat ditengah Ringin kembar tersebut. Berjalan dari pinggir trotoar ke ringin kembar kurang lebih 100-200m dengan mata ditutup??? bisa gak yaaaaaaaaa...
Dan akhirnya aku SUKSES... Tp bukan sukses melewati ringin kembarnya, melainkan sukses menabrak tembok pagar pohon beringin, hahahhahaaa... Pengalaman unik tapi asyik.. ^_^
Setelah dari Ringin kembar, kami kembali menikmati Yogya malam hari di sekitaran Malioboro, malam kedua kami di Yogja, esok dengan berat hati aku akan meninggalkan Yogya dan kembali ke kota Pahlawanku tercinta, mencoba menikmati kembali rutinitasku di kota terbesar kedua di Indonesia..

Ah hampir lupa, aku akan menyertakan foto kaki lusuh kami, kaki bengkak lengkap dengan sandal jepit andalanku untuk mbolang.. Tiada henti aku bersyukur memilikinya, tanpa kedua kakiku, bagaimana aku bisa mbolang tanpa menyusahkan orang lain???

Kiri ke Kanan --> Sandal Jepit krem milik Reni, Sandal item milik Abah, sandal jepit hitam milikku,
sandal krem milik mas Nug



Hari Ketiga,
Hari terakhir aku menikmati udara kota Yogyakarta yg panas, sepanas kota kelahiranku Surabaya. Pagi itu aku habiskan dengan berjalan-jalan menikmati udara pagi di sekitar Malioboro, mengisi perut keronconganku dengan seporsi pecel pincuk di depan Mall Malioboro, melanjutkan perjuanganku membeli oleh-oleh buat keluarga dirumah, setelah puas berbelanja dan kaki juga udah mulai protes pengen beristirahat, akhirnya aku balik ke Losmen, packing and then ready to go back home. Kereta siang yang dijadwalkan tiba pukul 13.40 akhirnya molor hampir sejam.
Ckckckkckcc sejam itu kira-kira aku bisa lakuin apa ya dikota Yogya daripada sekedar duduk manyun di stasiun??? Mungkin aku bisa nongkrong di angkringan depan stasiun sambil ngobrol dengan bapak-bapak tukang becak, itu lebih menyenangkan dibanding berdiam menunggu si Ular Baja datang.
Sekian mbolang murmerku di Yogya kali ini, sayonara....

Kamis, 10 Oktober 2013

Rindu itu masih atas namanya...


Tiba-tiba rasa itu kembali muncul, mengabadikan sederet peristiwa...
Aku pikir seiring dengan berlalunya waktu, berlalu pula rasa dan asaku tentangnya...
Tapi ternyata aku salah...
Rasa itu kembali muncul...
Begitu nyata..
Menyentak dinding kelam yang seharusnya tertutup untuknya...

Aku harus bagaimana...
Aku harus berlari kemana...
Aku harus bersembunyi dimana...
Aku tidak mau merasakan itu lagi...
Aku tidak mau kembali ke lembah itu lagi...

Ya Allah ya Robb.. dia bukanlah milikku, jangan biarkan asa ini dikungkung olehnya..
Hapus segala indah atas namanya..
Jangan biarkan kerinduan ini melebihi kerinduanku pada-Mu..
Jangan biarkan lisan ini menyebut namanya melebihi sebutan atas nama-Mu..
Jangan biarkan sakit ini membuatku menjauh dari kepercayaanku akan takdir indah-Mu...
Biarlah pedih ini  menjadi ladang ibadahku pada-Mu...
Ya Robb.. inilah aku.. bersimpuh di hadapan-Mu dengan segala noda dan dosaku...
Hanya Engkaulah yang sanggup mensucikannya..



Rabu, 09 Oktober 2013

Gadis itu...




Di seberang, aku melihat sesosok gadis bergaun hitam...
Gadis itu tertunduk lesu, wajahnya pucat, matanya nanar menatap jemari kakinya...
Apa yang tengah dipikirkan gadis itu?
Mengapa malaikat tega mengambil guratan senyum dari wajah cerianya?

Aku hanya bisa melihatnya dari jauh..
Apa yang salah pada diri gadis itu?
Cobaan apa yang tengah dialaminya?

Kuhampiri dia, kusentuh jemarinya, berharap sentuhanku dapat sedikit meringankan penderitaannya..
Gadis itu tetap tertunduk namun jemarinya semakin erat menggenggamku...
Bulir bening itu tak henti menghiasi pipinya...
Wahai gadis, tatap aku.. bagilah pedihmu denganku...
Tak seharusnya kau bersembuyi dibalik gelap itu...
Wahai gadis, aku ada disini... Aku akan selalu bersamamu...

Perlahan gadis itu mengangkat wajah letihnya...
Sebentuk wajah mulai menatapku...
Tatapannya kosong...
Seolah dia sedang sendiri...
Sesaat baru kusadari bahwa gadis itu adalah... aku...

Selasa, 08 Oktober 2013

Aku Pernah Menyukai Pria itu...

Kami bertemu disaat yang kurang tepat, saat bendera kuning tengah berkibar, saat duka tengah merundung sebuah keluarga..

Aku menyukai pria itu.... karena santun katanya, lembut perangainya dan ramah senyumnya...
Aku menyukai pria itu.... karena dia mampu memberiku warna selain hitam dan putih duniaku...
Aku menyukai pria itu.... karena telah mengajarkan aku arti sebuah kesetiaan meski hanya dalam rentang waktu enam bulan...

Kini bahagia itu telah berlalu...
Dia memilih pergi meninggalkan setumpuk janji-janji...
Ribuan tanya bersahutan dalam benakku, apa yang telah terjadi?
Mengapa dia pergi meninggalkan satu hati untuk disakiti?
Lupakah dia bahwa malaikat telah terlanjur mencatat semua janjinya?
Tak takutkah dia jika kelak Allah meminta pertanggung jawabannya?

Ya Allah Ya Robb.. hamba mohon ringankan bebannya untuk mempertanggung jawabkan semuanya dihadapan-Mu...
Satu hati yang telah dia sakiti tak lagi membenci...
Satu hati yang dia dholimi telah mengikhlaskan segalanya...

Aku menyukai pria itu...
Tapi itu dulu...
Semua telah menjadi masa lalu....
Dan kini yang tertinggal hanyalah "Aku PERNAH menyukai pria itu..."


Sahabat adalah malaikat tanpa sayap...


Kali ini aku ingin bercerita ttg sahabatku..
Tuhan mempertemukan aku dengan mereka sekitar 15 tahun yang lalu, saat aku masih memakai seragam putih abu-abu..
Dulu aku tidak terlalu menganggap bahwa mereka itu ada, tapi karena campur tangan Allah SWT lah sekarang aku merasa bahwa mereka ada malaikat yg dikirim Allah untuk menemaniku..
Mereka semua adalah sodaraku yang akan aku cari ketika aku sudah berada di surga nanti, aku ingin tetap bersama mereka disamping keluargaku..

Okay sekarang saatnya aku mulai bercerita tentang mereka...



Naaaaah itu tuh tampang para malaikatku..
Aku akan memperkenalkan mereka satu-persatu..
Kita mulai dari sebelah kiri, wanita berbaju merah yang aku rangkul adalah Farid Kusumayanti, kami biasa memanggilnya mami.. Julukan itu bukan sekedar julukan biasa tp karena sifatnya yg keibuan banget itulah dia layak dapat julukan itu. Aku gak pernah melupakan saat aku sedang mendapat cobaan dan menangis di pangkuannya. Layaknya seorang ibu, mami mengelus kepalaku dengan berlinangan airmata pula..
Sekarang mami berada di Makasar, mengikuti suaminya yg orang bugis asli. Ya sudahlah aku akan selalu mendoakanmu dimanapun kamu berada mi..

Pria bertopi kupluk itu adalah Asev Al Machrus, biasa kami panggil Abah..
Pria gak jelas satu ini emang gak pernah bisa ditebak, misterius, tp loyalitasnya kepada sahabat perlu diacungi jempol. Abah selalu ada disaat kami membutuhkannya, gak pernah mengeluh, selalu menyediakan bahunya setiap aku membutuhkan sandaran, selalu bisa membuat kami tertawa dg humor garingnya, hehhehehe.. Tapi karena dia adalah ketum kami, jadi dengan terpaksa aku katakan, ai lup yu pul bah.. ^_^

Dan yang terakhir gadis imut, mini,  berjilbab putih, dan berkacamata itu adalah Reni Arinofia, biasa kami panggil mbokna..
Satu kalimat yang bisa aku sebut tiap mengingatnya "dia adalah kembaranku"
Yaaaa kami berdua mendeklarasikan kalo kami kembar tapi beda bapak dan ibuk, hehehe..
Aku merasa memiliki banyaaaaaaaaaaak sekali persamaan nasib dg gadis satu ini, semuanya mulai dari kehidupan keluarga hingga kehidupan pribadi.. Bahkan lucunya kami pernah memiliki hubungan dg pria dari keluarga yg sama dan kami putuspun dalam waktu yg hampir bersamaan, hahahaha..
Jomblowers yang saling melengkapi ^_^
Aku sayang dengan gadis ini seperti rasa sayangku kepada saudara kandungku, persamaan nasib diantara kami membuat kami memiliki semacam ikatan bathin, seperti ada telepati diantara kami, lebay banget kan? tapi emang itu yang aku rasain...
Satu hal yg bikin aku gak pernah berhenti bersyukur, karena Reni juga sama-sama jomblo jadi kami bisa jadi partner mbolang deh.. (mbolang = travelling ala ransel)
Bahkan kami bermimpi bakal menikah barengan dalam satu gedung yg sama, Tinuk wedding on right.. Reni wedding on left, hehehe.. ^_^

Oiya aku lupa, ada satu lagi makhluk kriwul yg selalu menjadi obyek penderita dipersahabatan kami, dia adalah Ricky alias bebek alias kriwul..
Pria ini bener-bener pria sejati, gimana gak sejati nikah aja mpe dua kali, hehehehe... Saluuuut #angkat topi
Pria ini pria yg selalu heboh dg leluconnya yg kadang terkesan tolol tp justru disitu letak kelucuannya, dan dia sama sekali gak pernah merasa sakit hati, bahkan aku merasa mungkin Allah menciptakannya tanpa memiliki rasa sakit hati kali ya... ^_^
Dan anehnya sahabatku satu ini memiliki tanggal dan bulan kelahiran yang sama persis denganku..
Huffff itu anugerah atau bencana ya, hehehhee...


Mereka semua adalah malaikatku, yang selalu ada disisiku dalam suka dan dukaku..
Mereka adalah keluargaku meski tanpa ada persamaan darah..
Jangan pernah berubah ya kawan..
Tetaplah seperti ini..
Kalian semua memiliki tempat istimewa dihatiku, gak akan pernah tertukar dan gak akan pernah bisa diganti oleh orang lain..

Senin, 07 Oktober 2013

Who I am...

Dear..

Akhirnya... Ini pertama kalinya aku beraniin diri buat nulis blog, selama ini aku hanya nulis di lappy kuno ku ajah, dengan password biar ga ada satupun orang yg bisa baca tulisanku..
Sekarang ga tau kenapa aku pgn berbagi, untuk itulah mengapa tulisan ini aku beri judul "tinta pertama" hehehehe...

Jujur aku gak tau apa yang musti aku tulis, apa yg musti aku bagi..
first, i wanna introduce my self..
Namaku Tinuk Narulitasari, biasa dipanggil ulit..
Aku seorang gadis yang terlahir dari keluarga sederhana, jauh dari kemewahan duniawi alias "serit" serba ngirit, hehehehe...
Bahkan untuk kuliahpun aku musti harus masuk ke Universitas Negeri biar bayar uang kuliah bisa lebih irit..
Terlahir dan hidup dari keluarga serit membuat aku tumbuh menjadi orang yg lebih mudah tersentuh, mudah menikmati kesederhanaan, dan aku pikir itu bagus.. (meskipun waktu kecil aku jg sering membayangkan hidup serba berlebihan itu seperti apa ya rasanya? )

Ketika dewasa, aku mulai menyadari banyaknya keuntungan yg aku dapat dari kehidupan serit itu, yaaaa paling tidak aku tumbuh menjadi orang yg lebih menghargai apapun yg aku miliki..

Saat ini aku sudah menginjak usia kepala 3, tp belum juga menemukan jodoh, hehehe nasib apes ato apa ya namanya, heheee..
Tapi aku yakin Allah SWT memiliki kisah lain dibalik ini semua, mengapa aku belum juga dipertemukan dg belahan jiwaku, mengapa aku masih saja sendiri diusia matangku..
Tidak ada penyesalan dan ketakutan dalam hal ini, aku sangat percaya akan takdir indah yg telah Allah persiapkan untukku..
Aku hanya dimintaNya untuk belajar bersabar, ikhlas menjalani semuanya..

Sehari-hari aku habiskan waktuku dengan bekerja di salah satu perusahaan pialang berjangka, setelah petang aku berkumpul dengan keluarga, dengan para sahabat.. Di hari libur terkadang aku juga menjadi bunda PAUD..
Menjadi bunda PAUD ternyata tidak seruwet yg aku pikirkan, bahkan aku sangat menikmati pekerjaan itu, melihat tingkah pola anak usia dini itu gak pernah membuatku bosan, ulah polos mereka, senyum tulus mereka, kenakalan lucu mereka, semuanya memberiku inspirasi, bahkan tanpa disadari aku merasa kita orang dewasa harus belajar dari anak kecil, mereka lebih terbuka, tertawa jika ada hal yg lucu, menangis jika merasa sakit, tidak ada TOPENG dalam hidup mereka, tidak seperti orang dewasa yg sehari-hari disibukkan bagaimana menjadi orang lain yg terkadang tidak sesuai dg hati nuraninya..

Hmmm.. aku rasa untuk kali ini cukup perkenalan kita..
Insyaallah dilain waktu aku bakal menulis lagi, bercerita lg ttg kehidupanku, kehidupan masyarakat kelas biasa..